Rabu, 03 Februari 2016

MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN

A. Pengertian Masyarakat dan Syarat Menjadi Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang

membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi

adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Syarat :

 Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama

 Merupakan satu kesatuan

 Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan

kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat

dengan kelompoknya

B. Masyarakat Perkotaan dan Ciri-Ciri Masyarakat Perkotaan

Warga belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat

dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan

konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu

perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban

dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis

pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.

Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat

yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh

apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki

kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa

karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah

disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti

pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota

karena luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara

hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba

praktis dan realistis.

Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :

 Kehidupan keagamaan berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung

sekuler

 Sikap mandiri yang kuat  dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingga

cenderung Individualistis

 Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian

 Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan

kepentingan.

 Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.

 Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)

 Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi

 Kontrol sosial antar warga relatif rendah

 Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan

 Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis,

memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.

C. Perbedaan Desa dan Kota

Apa perbedaan mendasar antara desa dan kota? Sedikitnya ada 7 perbedaan mendasar

antara desa dan kota.

1) Kepadatan penduduk. Walaupun tidak ada ukuran yang pasti, namun secara umum,

kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada desa. Kepadatan

penduduk berpengaruh terhadap pola pembangunan perumahan: bangunan di kota

cenderung ke arah vertikal dan di desa cenderung ke arah horizontal.

2) Lingkungan hidup. Lingkungan pedesaan lebih dekat dengan alam bebas. Wilayah

pedesaan didominasi oleh ruang terbuka hijau. Hal ini sangat berbeda dengan kota

yang didominasi oleh lapisan beton dan aspal.

3) Mata pencarian penduduknya. Tingkat kepadatan penduduk di kota membatasi upaya

eksploitasi ruang di kota. Profesi-profesi yang membutuhkan lahan relatif luas

cenderung tidak berkembang di kota. Sektor ekonomi primer seperti pertanian,

perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan cenderung lebih berkembang di

pedesaan. Sementara itu, kota menjadi pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder

(industri) dan sektor ekonomi tertier (jasa).

4) Stratifikasi sosial. Sektor ekonomi sekunder dan tersier membutuhkan keahlian

spesifik yang sangat beragam, dibandingkan dengan sektor ekonomi primer. Jenis

lapangan kerja yang tersedia di kota relatif lebih heterogen: mulai dari pembantu

rumah tangga, pelayan kafe, programmer komputer, manajer hotel, konsultan

pengeboran minyak, hingga pemiliki perusahaan multi-nasional. Diversitas pekerjaan

menyebabkan terjadinya variasi penghasilan yang sangat tinggi. Perbedaan

pendapatan antara yang kaya dan yang miskin  di kota begitu mencolok.

5) Corak kehidupan. Desa memiliki corak kehidupan yang relatif homogen. Kota

cenderung bersifat hetorogen. Penduduk kota berasal dari latar belakang suku, etnik,

agama dan kelompok yang memiliki orientasi yang lebih bervariasi.

6) Pola interaksi. Penduduk kota pada umumnya tidak mempunyai hubungan

kekeluargaan dengan tetangganya. Hal ini menyebabkan individu di kota terbiasa

hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain. Mereka cenderung bersifat

individualistik dan mementingkan sifat rasionalitas. Berbeda dengan di perkotaan,

penduduk desa cenderung memiliki hubungan kekeluargaan dengan tetangganya.

Mereka lebih menekankan pada unsur kebersamaan.

7) Solidaritas sosial. Perbedaan pola interaksi sosial penduduk berhubungan dengan

aspek solidaritas sosial antara desa dan kota. Pola interaksi di desa lebih

mengupayakan agar tercapainya keserasian dan kesatuan sosial. Konflik atau

pertentangan sosial sedapat mungkin dihindarkan, atau diupayakan agar  dapat

diselesaikan secara kekeluargaan. Di kota, penyelesaian konflik cenderung lebih

bersifat formal.

D. Hubungan Desa dan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama

sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat

hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan.

Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan

seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi

bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek

proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang

becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka,

sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara

menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa

saja yang tersedia.

Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan

kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat

transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain

sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.

Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang,

karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin

menentukan kehidupan perdesaan, yaitu :

 Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara,

seperti:Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan

merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan

dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.

 Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru

sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau

hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan.

 Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini

yang sesungguhnya banyak terjadi.

 Ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat

kedesaan ke kota.

Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang

kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan

dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang

memang akan mengkota.Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah urbanisasi

dan urbanisme

Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling

membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni urbanisasi, yaitu suatu proses

berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi

merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ). Faktor penyebab

urbanisasi, antara lain :

1) Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah

kediamannya (Push factors), antara lain :

 Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan

pertanian.

 Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.

 Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang

ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.

 Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.

 Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama,

kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari

penghidupan lain dikota.

2) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap

dikota (pull factors), antara lain :

 Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih

mudah untuk mendapatkan penghasilan

 Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah

menjadi industri kerajinan.

 Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah

didapat.

 Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan

tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.

 Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat

atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-

125)

E. Aspek Positif dan Negatif dari Hubungan Kota-Desa

Dampak negatif hubungan timbal balik kota dengan kota sebagai berikut:

 Tata ruang kota menjadi tidak ideal sebagai tata ruang kota yang dinamis.

 Muncul daerah-daerah kumuh.

Dampak positif hubungan timbal balik antara kota dan desa bagi desa sebagai berikut :

 Berdirinya sarana umum (sekolah, puskesmas, dll).

 Berdirinya KUD dan BUUD.

 Tersalurnya barang-barang produksi industri yang tadinya tidak ada di desa.

 Terbukanya lapangan pekerjaan alternatif di luar sektor pertanian

 Berkembangnya sarana transportasi kota-desa dan sebaliknya

 Meningkatkan IPTEK di daerah desa

F. 5 Unsur lingkungan perkotaan

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi,

kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang

membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan

perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :

 Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat

berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan

sosial dalam keluarga.

 Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena

unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.

 Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan

hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan

antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.

 Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan

penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian

 Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum

secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan

kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

G. Fungsi external kota

Fungsi eksternal kota:

 Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu

 Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas

 Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :

1) Produksi barang dan jasa

2) Terminal dan distribusi barang dan jasa.

 Simpul komunikasi regional/global

 Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.

H. Pengertian dan Ciri-Ciri Desa

Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan

sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu

masyarakat pemerintahan tersendiri.

Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial,

ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan

pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot

Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft)

yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :

 Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan

kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan

simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.

 Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka

mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang

berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.

 Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan

keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,

perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu

saja.(lawannya Universalisme)

 Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh

berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang

sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).

 Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara

pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan

bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat

Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa

pengaruh dari luar.

I. Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan dan Macam-Macam Pekerjaan Gotong Royong

Pedesaan

Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :

 Anggota komunitas kecil

 Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan

 Sistem kepemimpinan informal

 Ketergantungan terhadap alam tinggi

 Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan

penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang

dianggap penting misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa

panen, bersih desa.

 Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi

 Kontrol sosial antara warga kuat

 hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal

 Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan

 Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)

 Tingkat mobilitas sosialnya rendah

 Penghidupan utama adalah petani.

Macam- macam pekerjaan gotong royong masyarakat pedesaan yaitu kerja bakti,

gotong royong memperbaiki fasilitas umum, gotong royong dalam membangun atau

memperbaiki tempat ibadah, dll.

J. Sifat dan Hakikat Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya

adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku,

tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan

adalah masyarakat yang ramah.

Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai

petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya

bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah

berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.

K. Macam-macam Gejala Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan mengenal berbagai macam gejala sosial, khussunya hal ini

merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-

ketegangan social.  Gejala- gejala sosial itu adalah :

 Konflik ( Pertengkaran )

Pertengkaran-Pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari

rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga

 Kontraversi ( Pertentangan )

Pertentangan ini bisa disebabkan oleh peruibahan konsep-konsep kebudayaan (adat-

istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic). Para

ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan

masyarakat.

 Kompetisi ( Persiapan )

Masyarakat pedesaan adalah manusia pada biasanya yang antara lain mempunyai

saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu

bisa positif dan bisa negatif.

L. Sistem Budaya Petani Indonesia

Sistem budaya petani di Indonesia antara lain :

 Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup

 Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana

 Dalam menghadapi alam mereka cukup bekerja sama

M. Unsur-unsur Desa dan Fungsinya

Unsur unsur desa terdiri atas 3 bagian yang tidak lepas antar satu sama lain, artinya

tidak berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan, yaitu :

 Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.

 Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan

mata pencaharian penduduk desa setempat

 Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga

desa.

Fungsi desa adalah:

 Desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah

pemberian bahan makanan pokok.

 Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah

dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.

 Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa

industri, desa nelayan, dll

N. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

TABEL PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT

PERKOTAAN

NO ASPEK MASYARAKAT

1. Lingkungan dan orientasi

terhadap alam

2. Pekerjaan/ mata

pencaharian

3. Ukuran komunitas Lebih kecil dengan

PEDESAAN

Kenyataan alam sangat

menunjang kehidupan

Yang menonjol adalah

bertani, nelayan, beternak

tingkat kepadatan rendah

4. Homogenitas/

heterogenitas

Homogenitas dalam ciri-

ciri sosial, kepercayaan,

bahasa, adat istiadat.

5. Pelapisan sosial Ukuran pada kepemilikan

tanah, kepercayaan,

bahasa, adat istiadat

6. Mobilitas Sosial Relatif kecil karena

masyarakat homogen

7. Interaksi Sosial Bentuk umum adalah

kerjasama konflik sedapat

mungkin dihindari,

MASYARAKAT

PERKOTAAN

Cenderung bebas dari

kenyataan alam

Beraneka ragam dan

terspesialisasi

Lebih besar dan kompleks

dengan tingkat kepadatan

tinggi

Heterogenitas dalam ciri-

ciri sosial, kebudayaan,

pekerjaan, dll.

Ukuran pada kekayaan

materi, tingkat pendidikan,

Kesenjangan sosial relatif

besar.

Relatif besar karena

masyarakat heterogen

Bentuk umum adalah

persaingan, karena motif

ekonomi, cenderung

cenderung bersifat

informal

bersifat formal.

8. Pengawasan Sosial Kualitas pribadi tentukan

oleh kejujuran,

kebangsawanan dan

pengalaman

Kualitas pribadi lebih

ditentukan oleh sistem

hirarki dan birokrasi

9. Pola Kepemimpinan Kualitas pribadi

ditentukan oleh kejujuran,

kebangsawanan, dan

pengalaman

Kualitas pribadi lebih

ditentukan oleh sistem

hirarki dan birokrasi

10. Solidaritas Sosial Solidaritas sangat tinggi

tampak dalam gotong-

royong, musyawarah

dalam berbagai macam

kegiatan

Solidaritas masih

berorientasi pada

kepentingan tertentu.

11. Nilai dan sistem Nilai Cenderung memegang

teguh nilai agama, etika,

dan moral

Cenderung berorientasi

pada ekonomi dan

pendidikan.

http://visiuniversal.blogspot.com/

TERIMA KASIH KEPADA :

http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html

http://revolusidesa.com/category/page/fakta_desa/31/PERBEDAAN-DESA-DAN-KOTA

https://abdulaziz96.wordpress.com/2015/01/23/hubungan-desa-dan-kota/

http://fungsi.web.id/2015/07/dampak-positif-dan-negatif-hubungan-timbal-balik-kota-dengan-

kota.html

https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/5-unsur-lingkungan-perkotaan/

https://ciptadestiara.wordpress.com/category/perbedaan-masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-

perkotaan/

https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/sistem-budaya-petani-diindonesia/

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DRAJAT

A. Pengertian Pelapisan Sosial

Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan.

Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat

ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya

kelas kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.

Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai

dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena

itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan

anggota masyarakat yang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi

mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.

Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam

masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi

menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan

sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta

kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar

warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah

terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan

rendah. Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi

seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun

kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh

bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta

kekuasaan dan wewenang

B. Terjadinya Pelapisan Sosial

 Terjadi dengan sendirinya.

Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang

orang yagn menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdaarkan atas kesengajaan yang

disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya.

Oleh karena sifanya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dasar dari

pada pelaisan ini bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat

dimanapun sistem itu berlaku. Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka

kedudukan seseorang pada suatu strata tertentu adalah secara otomatis, misalnya karena

usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih, atau kerabat pembuka tanah, seseorang

yang memiliki bakat seni, atau sakti.

 Terjadi dengan disengaja.

Sistem palapisan ini disusun dengan sengaja ditujuan untuk mengejar tujuan bersama.

Didalam pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan

yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal

wewenang dan kekuasaanini, maka didalam organisasi itu terdapat peraturan sehingga

jelas bagi setiap orang yang ditempat mana letakknya kekuasaan dan  wewenang yang

dimiliki dan dalam organisasi baik secar vertical maupun horizontal.sistem inidapat kita

lihat misalnya didalam organisasi pemeritnahan, organisasi politik, di perusahaan besar.

Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem ialah :

a) Sistem fungsional : merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya

berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat, misalnya saja

didalam organisasi perkantoran ada kerja sama antara kepala seksi, dan lain-lain.

b) Sistem scalar : merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari

bawah ke atas (vertikal).

C. Pembagian Sistem Pelapisan Menurut Sifatnya

 Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup

Didalam sistem ini perpindahan anggota masyarakt kepelapisan yagn lain baik ke atas

maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa. Didalam

sistem yang demikian itu satu-satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu

lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Sistem pelapisan tertutup kita temui

misalnya di India yang masyaraktnya mengenal sistem kasta.

 Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka

Didalam sistem ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke

pelapisan yang ada dibawahnya atau naik ke pelapisan yang di atasnya. Sistem yang

demikian dapat kita temukan misalnya didalam masyarakat Indonesia sekarang ini. Setiap

orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bisa ada kesempatan dan

kemampuan untuk itu. Tetapi di samping itu orang jug adapt turun dari jabatannya bila ia

tidak mampu mempertahankannya.. Status (kedudkan) yang diperoleh berdasarkan atas

usaha sendiri diebut “achieved status”.

D. Beberapa Teori tentang Pelapisan Masyarakat :

 Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu

mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di

tengah-tengahnya.

 Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama

di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap

masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.

 Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu

yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan

itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas

yang berbeda-beda.

 Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh

masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang

paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama

(jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).

 Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas

yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya

dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

E. Kesamaan Drajat

Setiap warganegara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memperoleh

kehidupan. Manusia dengan lingkungan memiliki hubungan timbal balik artinya masing-

masing memiliki hak dan kewajiban sama besarnya. Setiap warga negara khususnya

Indonesia dijamin kebebasannya dalam memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya,

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

F. Persamaan Hak

Negara Republik Indonesia, menganut asas bahwa setiap warga negara memiliki

kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Hukum ini dibuat dengan maksud

untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum Ada empat pasal yang memuat

ketentuan tentang hak asasi manusia yakni pasal 27,28,29 dan 31.

Pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa ;Segala warga negara bersamaan kedudukannya di

dalam hukum dan Pemerintahan dan wajib menjujung hukum dan pemerintahan tanpa

kecuali.

Pasal 27 Ayat 2 ; hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan.

Pasal 28 ; kemerdekaan berserikat dan berkumpul , mengeluarkan pikiran dengan

lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang.

Pasal 29 ayat 2 ; Kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin

oleh negara.

Pasal 31 ; (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (2) pemerintah

mengusahakan dan menyelnggarakan suatu sistem pengajaran nasional , yang diatur dengan

Undang-Undang.

G. Pokok Hak Asasi dalam 4 Pasal yang Tercantum pada UUD’45

Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia sejak

lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia merupakan anugerah

Tuhan Yang Maha Esa sejak lahir, maka tidak seorang pun dapat mengambilnya atau

melanggarnya.  Kita harus menghargai anugerah ini dengan tidak membedakan manusia

berdasarkan latar belakang ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin, pekerjaan, budaya,

dan lain-lain. Namun perlu diingat bahwa dengan hak asasi manusia bukan berarti dapat

berbuat semena mena, karena manusia juga harus menghormati hak asasi manusia lainnya.

Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok), yaitu :

a. Hak Hidup (life)

b. Hak Kebebasan (liberty)

c. Hak Memiliki (property)

H. Pengertian Elite

Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam

masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah

sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan  kecil yang

memegang kekuasaan. Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “

posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi

tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan

pekerjaan pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak

elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam

masyarakat primitive. Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa

bentuk penampilan antara lain :

 Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros

kehidupanmasyarakat secara keseluruhan.

 Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan

yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material

maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.

 Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika

dibandingkan dengan masyarakat lain.

Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan

yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya. Dalam pengertian yang umum

elite itu menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat yang menempati kedudukan

tertinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di

bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Dalam

istilah yang lebih umum elite dimaksudkan kepada “posisi di dalam masyarakat di puncak

struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan

aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas”. Tipe

masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Contohnya dalam

masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat

primitif. Di dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai

posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai

kebijaksanaan. mereka itu mungkin para pejabat, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya,

pensiunan dan lainnya lagi.

I. Fungsi Elite dalam Memegang Strategi

Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang

lebih sempit selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai

satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang

terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan

pada penghargaan masyarakat terhadap berbagai peranan yang dilancarkan dalam kehidupan

masa kini serta meletakkan,dasar-dasar kehidupan yang akan datang. Golongan minoritas

yang berada pada posisi atas secara fungsional dapat berkuasa dan menentukan dalam studi

sosial dikenal dengan elite.

J. Pengertian Massa

Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain

yang elementer dan spotnan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tetapi yang secara

fundamental berbeda dengannyadalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang

yang berperan serta dalam perilaku missal seperti mereka yang terbangkitkan minatnya oleh

beberap peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik

pada suatu peristiwa pembunuhan sebgai dibertakan dalam pers atau mereka yang

berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.

K. Ciri - Ciri Massa

Beberapa hal penting yang merupakan sebagian ciri-ciri membedakan di dalam

massa, yaitu:

 Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-

orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat

kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.

 Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-

individu yang anonim.

 Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota-anggotanya.

TERIMA KASIH KEPADA

https://raullycious.wordpress.com/2011/11/22/pengertian-pelapisan-sosial-dan-aspek-aspek-

positif-dan-negatif-dari-sistem-pelapisan-sosial/

http://sidodolipet.blogspot.co.id/2009/12/terjadinya-pelapisan-sosial.html

https://ciptadestiara.wordpress.com/category/teori-tentang-pelapisan-sosial/