Rabu, 03 Februari 2016

MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN

A. Pengertian Masyarakat dan Syarat Menjadi Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang

membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi

adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Syarat :

 Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama

 Merupakan satu kesatuan

 Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan

kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat

dengan kelompoknya

B. Masyarakat Perkotaan dan Ciri-Ciri Masyarakat Perkotaan

Warga belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat

dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan

konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu

perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban

dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis

pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.

Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat

yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh

apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki

kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa

karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah

disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti

pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota

karena luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara

hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba

praktis dan realistis.

Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :

 Kehidupan keagamaan berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung

sekuler

 Sikap mandiri yang kuat  dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingga

cenderung Individualistis

 Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian

 Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan

kepentingan.

 Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.

 Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)

 Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi

 Kontrol sosial antar warga relatif rendah

 Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan

 Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis,

memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.

C. Perbedaan Desa dan Kota

Apa perbedaan mendasar antara desa dan kota? Sedikitnya ada 7 perbedaan mendasar

antara desa dan kota.

1) Kepadatan penduduk. Walaupun tidak ada ukuran yang pasti, namun secara umum,

kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada desa. Kepadatan

penduduk berpengaruh terhadap pola pembangunan perumahan: bangunan di kota

cenderung ke arah vertikal dan di desa cenderung ke arah horizontal.

2) Lingkungan hidup. Lingkungan pedesaan lebih dekat dengan alam bebas. Wilayah

pedesaan didominasi oleh ruang terbuka hijau. Hal ini sangat berbeda dengan kota

yang didominasi oleh lapisan beton dan aspal.

3) Mata pencarian penduduknya. Tingkat kepadatan penduduk di kota membatasi upaya

eksploitasi ruang di kota. Profesi-profesi yang membutuhkan lahan relatif luas

cenderung tidak berkembang di kota. Sektor ekonomi primer seperti pertanian,

perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan cenderung lebih berkembang di

pedesaan. Sementara itu, kota menjadi pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder

(industri) dan sektor ekonomi tertier (jasa).

4) Stratifikasi sosial. Sektor ekonomi sekunder dan tersier membutuhkan keahlian

spesifik yang sangat beragam, dibandingkan dengan sektor ekonomi primer. Jenis

lapangan kerja yang tersedia di kota relatif lebih heterogen: mulai dari pembantu

rumah tangga, pelayan kafe, programmer komputer, manajer hotel, konsultan

pengeboran minyak, hingga pemiliki perusahaan multi-nasional. Diversitas pekerjaan

menyebabkan terjadinya variasi penghasilan yang sangat tinggi. Perbedaan

pendapatan antara yang kaya dan yang miskin  di kota begitu mencolok.

5) Corak kehidupan. Desa memiliki corak kehidupan yang relatif homogen. Kota

cenderung bersifat hetorogen. Penduduk kota berasal dari latar belakang suku, etnik,

agama dan kelompok yang memiliki orientasi yang lebih bervariasi.

6) Pola interaksi. Penduduk kota pada umumnya tidak mempunyai hubungan

kekeluargaan dengan tetangganya. Hal ini menyebabkan individu di kota terbiasa

hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain. Mereka cenderung bersifat

individualistik dan mementingkan sifat rasionalitas. Berbeda dengan di perkotaan,

penduduk desa cenderung memiliki hubungan kekeluargaan dengan tetangganya.

Mereka lebih menekankan pada unsur kebersamaan.

7) Solidaritas sosial. Perbedaan pola interaksi sosial penduduk berhubungan dengan

aspek solidaritas sosial antara desa dan kota. Pola interaksi di desa lebih

mengupayakan agar tercapainya keserasian dan kesatuan sosial. Konflik atau

pertentangan sosial sedapat mungkin dihindarkan, atau diupayakan agar  dapat

diselesaikan secara kekeluargaan. Di kota, penyelesaian konflik cenderung lebih

bersifat formal.

D. Hubungan Desa dan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama

sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat

hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan.

Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan

seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi

bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek

proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang

becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka,

sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara

menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa

saja yang tersedia.

Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan

kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat

transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain

sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.

Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang,

karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin

menentukan kehidupan perdesaan, yaitu :

 Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara,

seperti:Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan

merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan

dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.

 Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru

sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau

hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan.

 Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini

yang sesungguhnya banyak terjadi.

 Ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat

kedesaan ke kota.

Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang

kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan

dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang

memang akan mengkota.Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah urbanisasi

dan urbanisme

Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling

membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni urbanisasi, yaitu suatu proses

berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi

merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ). Faktor penyebab

urbanisasi, antara lain :

1) Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah

kediamannya (Push factors), antara lain :

 Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan

pertanian.

 Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.

 Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang

ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.

 Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.

 Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama,

kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari

penghidupan lain dikota.

2) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap

dikota (pull factors), antara lain :

 Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih

mudah untuk mendapatkan penghasilan

 Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah

menjadi industri kerajinan.

 Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah

didapat.

 Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan

tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.

 Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat

atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-

125)

E. Aspek Positif dan Negatif dari Hubungan Kota-Desa

Dampak negatif hubungan timbal balik kota dengan kota sebagai berikut:

 Tata ruang kota menjadi tidak ideal sebagai tata ruang kota yang dinamis.

 Muncul daerah-daerah kumuh.

Dampak positif hubungan timbal balik antara kota dan desa bagi desa sebagai berikut :

 Berdirinya sarana umum (sekolah, puskesmas, dll).

 Berdirinya KUD dan BUUD.

 Tersalurnya barang-barang produksi industri yang tadinya tidak ada di desa.

 Terbukanya lapangan pekerjaan alternatif di luar sektor pertanian

 Berkembangnya sarana transportasi kota-desa dan sebaliknya

 Meningkatkan IPTEK di daerah desa

F. 5 Unsur lingkungan perkotaan

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi,

kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang

membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan

perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :

 Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat

berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan

sosial dalam keluarga.

 Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena

unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.

 Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan

hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan

antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.

 Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan

penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian

 Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum

secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan

kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

G. Fungsi external kota

Fungsi eksternal kota:

 Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu

 Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas

 Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :

1) Produksi barang dan jasa

2) Terminal dan distribusi barang dan jasa.

 Simpul komunikasi regional/global

 Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.

H. Pengertian dan Ciri-Ciri Desa

Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan

sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu

masyarakat pemerintahan tersendiri.

Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial,

ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan

pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot

Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft)

yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :

 Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan

kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan

simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.

 Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka

mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang

berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.

 Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan

keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,

perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu

saja.(lawannya Universalisme)

 Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh

berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang

sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).

 Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara

pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan

bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat

Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa

pengaruh dari luar.

I. Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan dan Macam-Macam Pekerjaan Gotong Royong

Pedesaan

Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :

 Anggota komunitas kecil

 Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan

 Sistem kepemimpinan informal

 Ketergantungan terhadap alam tinggi

 Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan

penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang

dianggap penting misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa

panen, bersih desa.

 Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi

 Kontrol sosial antara warga kuat

 hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal

 Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan

 Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)

 Tingkat mobilitas sosialnya rendah

 Penghidupan utama adalah petani.

Macam- macam pekerjaan gotong royong masyarakat pedesaan yaitu kerja bakti,

gotong royong memperbaiki fasilitas umum, gotong royong dalam membangun atau

memperbaiki tempat ibadah, dll.

J. Sifat dan Hakikat Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya

adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku,

tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan

adalah masyarakat yang ramah.

Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai

petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya

bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah

berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.

K. Macam-macam Gejala Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan mengenal berbagai macam gejala sosial, khussunya hal ini

merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-

ketegangan social.  Gejala- gejala sosial itu adalah :

 Konflik ( Pertengkaran )

Pertengkaran-Pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari

rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga

 Kontraversi ( Pertentangan )

Pertentangan ini bisa disebabkan oleh peruibahan konsep-konsep kebudayaan (adat-

istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic). Para

ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan

masyarakat.

 Kompetisi ( Persiapan )

Masyarakat pedesaan adalah manusia pada biasanya yang antara lain mempunyai

saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu

bisa positif dan bisa negatif.

L. Sistem Budaya Petani Indonesia

Sistem budaya petani di Indonesia antara lain :

 Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup

 Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana

 Dalam menghadapi alam mereka cukup bekerja sama

M. Unsur-unsur Desa dan Fungsinya

Unsur unsur desa terdiri atas 3 bagian yang tidak lepas antar satu sama lain, artinya

tidak berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan, yaitu :

 Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.

 Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan

mata pencaharian penduduk desa setempat

 Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga

desa.

Fungsi desa adalah:

 Desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah

pemberian bahan makanan pokok.

 Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah

dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.

 Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa

industri, desa nelayan, dll

N. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

TABEL PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT

PERKOTAAN

NO ASPEK MASYARAKAT

1. Lingkungan dan orientasi

terhadap alam

2. Pekerjaan/ mata

pencaharian

3. Ukuran komunitas Lebih kecil dengan

PEDESAAN

Kenyataan alam sangat

menunjang kehidupan

Yang menonjol adalah

bertani, nelayan, beternak

tingkat kepadatan rendah

4. Homogenitas/

heterogenitas

Homogenitas dalam ciri-

ciri sosial, kepercayaan,

bahasa, adat istiadat.

5. Pelapisan sosial Ukuran pada kepemilikan

tanah, kepercayaan,

bahasa, adat istiadat

6. Mobilitas Sosial Relatif kecil karena

masyarakat homogen

7. Interaksi Sosial Bentuk umum adalah

kerjasama konflik sedapat

mungkin dihindari,

MASYARAKAT

PERKOTAAN

Cenderung bebas dari

kenyataan alam

Beraneka ragam dan

terspesialisasi

Lebih besar dan kompleks

dengan tingkat kepadatan

tinggi

Heterogenitas dalam ciri-

ciri sosial, kebudayaan,

pekerjaan, dll.

Ukuran pada kekayaan

materi, tingkat pendidikan,

Kesenjangan sosial relatif

besar.

Relatif besar karena

masyarakat heterogen

Bentuk umum adalah

persaingan, karena motif

ekonomi, cenderung

cenderung bersifat

informal

bersifat formal.

8. Pengawasan Sosial Kualitas pribadi tentukan

oleh kejujuran,

kebangsawanan dan

pengalaman

Kualitas pribadi lebih

ditentukan oleh sistem

hirarki dan birokrasi

9. Pola Kepemimpinan Kualitas pribadi

ditentukan oleh kejujuran,

kebangsawanan, dan

pengalaman

Kualitas pribadi lebih

ditentukan oleh sistem

hirarki dan birokrasi

10. Solidaritas Sosial Solidaritas sangat tinggi

tampak dalam gotong-

royong, musyawarah

dalam berbagai macam

kegiatan

Solidaritas masih

berorientasi pada

kepentingan tertentu.

11. Nilai dan sistem Nilai Cenderung memegang

teguh nilai agama, etika,

dan moral

Cenderung berorientasi

pada ekonomi dan

pendidikan.

http://visiuniversal.blogspot.com/

TERIMA KASIH KEPADA :

http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html

http://revolusidesa.com/category/page/fakta_desa/31/PERBEDAAN-DESA-DAN-KOTA

https://abdulaziz96.wordpress.com/2015/01/23/hubungan-desa-dan-kota/

http://fungsi.web.id/2015/07/dampak-positif-dan-negatif-hubungan-timbal-balik-kota-dengan-

kota.html

https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/5-unsur-lingkungan-perkotaan/

https://ciptadestiara.wordpress.com/category/perbedaan-masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-

perkotaan/

https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/sistem-budaya-petani-diindonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar